Thursday, May 9, 2019

ILALANG DI UJUNG SENJA episode 4


 
pinterest


Lagi-lagi aku kalah!!!! Menyebalkan!!! Aku benci kekalahan!! Aku benci!!!! Apalagi harus kalah dari dia!!! Teriaknya dalam hati. Senja meluapkan emosi dalam hatinya dengan melempar semua barang di dalam kamar, bantal, guling, selimut, boneka, buku-buku di atas meja, bingkai photo pecah, vas bunga, semua berantakan dan berserakan di atas lantai. Kamar yang semula rapi kini berubah menjadi kapal pecah. Dengan napas terengah menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.

ILALANG DI UJUNG SENJA episode 3



pinterest



Sudah berapa tahun dia tidak menjejakkan kaki di tanah kelahirannya itu. Banyak perubahan yang terjadi dalam 5 tahun ini. Kalau saja dia tidak melihat papan kayu terpanjang di jalan masuk desa, mungkin dia akan mengira salah jalan. Persawahan yang mengapit jalan utama desa hampir sebagian sudah hilang tergantikan bangunan – bangunan, jalan yang dulu berbatu dan berdebu kini sudah beraspal.

Tuesday, May 7, 2019

SURAT UNTUK MASA LALU



Halo, aku di masa lalu
Apa kabarmu saat itu? 
Masih tertawa riang berlarian di pematang sawah mengejar layangan berwarna biru?
Atau berenang di sungai sambil mencari keong dan anak katak untuk isi akuarium di sudut rumah? 
Apapun yang kau lakukan saat itu, teruslah tertawa. Bahagialah tanpa perlu memikirkan masa depanmu.
Karena ada aku yang sedang berusaha mewujudkannya di sini, sekarang.
Mimpi-mimpi yang berganti saban hari tergantung apa yang sedang kau baca memang tak semuanya terwujud.
Namun, percayalah salah satunya kini sedang aku jalani.

Hallo, aku di masa lalu
Aku hanya ingin berterima kasih padamu
Semua yang kau lakukan di masa lalu itu sudah membentukku, menjadi seperti sekarang ini.
Tanpa kau yang tak pantang menyerah meski terjatuh, terluka, berdarah dan patah,

mungkin aku tak pernah sampai sejauh ini
Kebangkitanmu, kegigihanmu membuatku makin tangguh sekarang

Hallo, aku di masa lalu
Satu protesku
Harusnya kau rajin minum susu
Karena dulu dan sekarang kita tetap sama seperti Frodo the Hobbit 


Sunday, May 5, 2019

ILALANG DI UJUNG SENJA episode 2



pinterest

Sudah lebih 10 menit Tari termangu di depan layar laptopnya. Tangannya masih menimang recorder berisi wawancara yang dia lakukan siang tadi. Terasa ada yang janggal. Entah kenapa Tari tidak bisa menghilangkan sosok salah satu narasumbernya itu dari benaknya. Dia begitu berbeda dibandingkan dengan wanita-wanita lainnya sesama penghuni lorong sempit daerah lokalisasi yang terkenal di kota Surabaya itu. Dibalik semua riasan tebal dan wangi parfum murahan itu terpancar aura yang kuat. Bahkan sempat Tari melihat beberapa penghuni lokalisasi itu seperti segan dan menaruh hormat padanya.

Saturday, May 4, 2019

ILALANG DI UJUNG SENJA

Pic by pinterest


Kabut masih menggantung di antara dedaunan, angin menghantarkan dingin menusuk tulang rusuk. Matahari pagi bahkan masih enggan muncul di ujung timur gunung yang terlihat jelas dari tempatnya berdiri. Pukul 5 pagi. Sayup ayat suci terlantun merdu dari surau yang berada di sudut kampung, 1 kilo dari gubuk reyotnya.

IWQ 2


Siapakah aku?
Bacalah tulisanku

Karena diantara kata ada ceritaku terselip.
Selamat mencari dan salam kenal semuanya



Quote: hujanrainamebi

IWQ 1


Terkadang 100 chapter tidak bisa menuangkan satu kisah

Panjang memang, namun teruslah baca
Agar kisah itu berlanjut


Quote: hujanrainamebi

3 Kata



Ada cerita yang tak terkata diujung senja
Terselip cinta tak bertuan pada helai daun
Rasa rindu menguar dari relung hati
Senyum yang nampak fatamorgana

Ada cerita tak terkata diujung senja
Tanpa sempat rindu terucap 
Malam membekap lara
Tanpa pernah kau tahu rasa itu
Tertulis namamu 

Apakah aku begitu naif?
Untuk terus menunggu ketidakpastian
Ataukah itu kebodohan?
Dibodohi oleh rasa yang sebenarnya semu
Harusnya aku bisa pergi, memilih satu dari 3 jalan di persimpangan
Hanya saja aku memilih untuk berhenti
Termangu
Menunggu
Waktu terbiar berlalu

Hatiku yang meronta meminta menunggu


Ketiadaan



Tangan yang sedianya akan singgah ke pundak itu kini jatuh terkulai di sisi tubuhku.
Apa yang aku lihat bukanlah sosokmu, melainkan dinding kamar berwarna tosca.
Ternyata, itu hanyalah nyata yang tercipta dalam lelap tidurku. Mimpi

Ku dengar suaramu dalam lamun panjangku yang sunyi
Ku lihat senyummu di tidur malamku
Ku rasakan hangat jemarimu yang ternyata semu
Dan harum itu... menguar bukan dari tubuhmu
Aku tersedu dalam diam keterpanaanku

Pernahkah kalian naik wahana roller coaster?
Angin semilir menyegarkan dan rasa debar memenuhi relung hati
Lalu, terjatuh. Seakan luluh lantak tubuh
Aku tak pernah suka sensasi itu. Tidak.
Sama seperti sekarang ini, saat aku terduduk di pinggir ranjang dan menyadari kehampaan tanpamu.

Berharap mimpi itu terus berlanjut dan berulang
Paling tidak, aku bisa melihatmu tanpa harus tersakiti
Ataukah aku masih sakit??

Kembali untuk Bercerita




Tiba-tiba aku... atau kita, lebih tepatnya
Berada di sini, di tempat yang sama
Kau, yang namamu saja ingin aku lupakan
Kembali di sini seakan menegaskan 
Kau tak mau dilupakan
Atau tak bisa aku lupakan

Kau tak sebiru dan seangkuh dulu
Terlihat rapuh dan lemah
Sekarang terasa kelam di mataku
Ada sarat kesedihan di punggungmu
Ataukah dulu aku salah menilai
Tak pernah benar mendengar ceritamu

Aku terdiam. Menatap dari balik punggungmu pilu
Tak lagi terasa jauh
Tapi tetap tak bisa aku jangkau
Haruskah aku tetap menunggu diam sampai kau pergi?
Atau berjalan pelan menepuk pundakmu
Dan menyapa "Hallo, Angkasa" ?

Apakah aku harus merajut cerita lagi? 


Deklarasi 30 DWC Jilid 18




Aloohaaa
Another challenge, another stories.
Another long caption, short story, deep emotions.

Menulis tidak hanya sekedar kata kerja bagiku. Meski pekerjaan menuntutku untuk menulis dan berjibaku dengan kata, lebih dari itu. Menulis sudah menjadi bagian dari keseharianku, hidupku dan diriku sendiri. Menulis adalah tangisanku, teriak sakitku ataupun tawaku. Dan kata dalam tulisan itu adalah aku.

Menulis membuatku melepas penat, membuang rasa yang membuncah.
Mengasah imajinasi dan kemampuan diri. Terus berkembang melampaui batas diri, karena kita bisa semakin baik setiap harinya.

Selamat datang kembali Bunga Matahari dengan cintanya pada hujan, rindunya pada angkasa dan segala kisah serta perjalanan hidupnya.

Please support me and Bunga Matahari

Tuesday, April 30, 2019

"I'm Sorry to Make You Feel That Way"



Aku menyukai bunga matahari.
Kau lebih menyukai kucing dan kura-kura.
Aku menyukai sunrise di tepi pantai.
Kau lebih memilih senja di puncak gunung.
Aku menyukai hujan dan pelanginya.

Monday, April 29, 2019

"Are You Okay?"

     


     Kira-kira apa yang harus aku tulis malam ini. 
    Tentang hujan? Malam yang syahdu karena hujan turun deras saat ini. Hujan yang entah kenapa selalu datang di saat aku butuhkan.  
Tentang hari yang aku lalui?2 hari dimana aku harus mengalami dua hal yang paling aku benci dan membuatku kembali rapuh sekaligus berusaha menelan itu semua agar terlihat tegar.
Tentang rasa yang kembali hadir? Tentangmu? Ya, kau yang menyeruak datang tiba - tiba lalu memporak porandakan semau hatimu semua yang sudah aku tata rapi sedemikan rupa.
Bagaimana kalau semua itu ada di ceritaku malam ini?

Monday, April 1, 2019

April: A New Beginning


Tanggal 1 April sebentar lagi berlalu. Hari akan berganti dengan yang baru. Satu persatu kenangan itu terlintas di benakku seperti sebuah film di bioskop yang kemarin aku tonton. Kenangan yang tidak akan pernah hilang atau terlupa meski tergerus waktu. Kenangan tentangmu, tentang tahun - tahun kemarin yang aku lalui di negeri sakura. 
Kenangan yang pernah tertuang di halaman blog ini lalu aku hapus. Iya, tidak akan terlupa tapi paling tidak cerita itu tak akan lagi ada jejaknya. Dan aku tak perlu merindunya.
Hari ini, aku mulai dengan cerita yang baru. Entah tentang apa....